Inti dari homeschooling adalah keterlibatan aktif dari orang tua sebagai pihak pendidik. Orang tualah yang memilihkan materi dan tema berdasarkan evaluasi yang dilakukan orang tua terhadap kemampuan, minat dan bakat si anak. Berbeda dengan sekolah formal, materi dan tema mengikuti kurikulum secara nasional, yang artinya proses belajar anak dan kemampuannya di-setarakan dengan anak laiinya secara nasional. Keunikan dari homeschooling itu sendiri adalah orang tua bisa (saja) tidak mengikuti kurikulum sebagai panduan dalam memilih materi dan tema untuk si anak. Orang tua bisa "membentuk" kemampuan si anak mulai dini. Namun tentu saja pola "membentuk" ini harus dilakukan dalam konteks batas kemampuan anak. Hal ini perlu, karena proses belajar si anak harus jauh dari tekanan. PR atau pekerjaan rumah dalam sistem pendidikan formal, awalnya digunakan oleh pengajar, agar anak didik, bisa mengulang penguatan atas materi dalam proses belajarnya. Namun di jaman sekarang, P
Beberapa hari ini saya mencoba mencari komunitas para orang tua-orang tua yang akan ataupun sudah menjalankan model pendidikan homeschooling bagi putra/putrinya. Segala macam informasi saya coba kulik, namun belum menemukan komunitas tersebut. Bagi saya wajar saja, karena meski model pendidikan ini sudah dikenal banyak orang, namun penetrasinya masih belum banyak, apalagi kalau harus mencari komunitas tersebut di lingkup satu kota dengan saya, Surabaya. Kenapa saya mesti mencari komunitas ini? Sebagaimana pernah saya singgung, model pendidikan homeschooling ini punya satu kelemahan yang cukup mendasar, yaitu kurangnya interaksi sosial untuk si Anak dengan Anak lainnya yang berusia setara. Kenapa saya memandang perlu mendapatkan komunitas ini? Untuk membuka wawasan si Anak, tidak cukup menguatkan dari sisi intelejensinya, namun juga sosialnya. Gap usia yang begitu besar antara kita (orang tua) dengan si Anak, tidak 100% bisa mewujudkan kenyamanan bagi si Anak untuk bermain dalam pr