Inti dari homeschooling adalah keterlibatan aktif dari orang tua sebagai pihak pendidik. Orang tualah yang memilihkan materi dan tema berdasarkan evaluasi yang dilakukan orang tua terhadap kemampuan, minat dan bakat si anak. Berbeda dengan sekolah formal, materi dan tema mengikuti kurikulum secara nasional, yang artinya proses belajar anak dan kemampuannya di-setarakan dengan anak laiinya secara nasional.
Keunikan dari homeschooling itu sendiri adalah orang tua bisa (saja) tidak mengikuti kurikulum sebagai panduan dalam memilih materi dan tema untuk si anak. Orang tua bisa "membentuk" kemampuan si anak mulai dini. Namun tentu saja pola "membentuk" ini harus dilakukan dalam konteks batas kemampuan anak. Hal ini perlu, karena proses belajar si anak harus jauh dari tekanan.
PR atau pekerjaan rumah dalam sistem pendidikan formal, awalnya digunakan oleh pengajar, agar anak didik, bisa mengulang penguatan atas materi dalam proses belajarnya. Namun di jaman sekarang, PR sepertinya lebih digunakan sebagai cara agar materi yang tidak sempat tersampaikan secara utuh oleh si pengajar, bisa dipelajari sendiri di rumah.
Dengan adanya homescholing, tentunya kita bisa mengembalikan lagi hakekat PR tersebut. Pengajar dalam hal ini orang tua, bisa lebih mengatur bagaimana sebaiknya PR tersebut diberikan. Sehingga anak benar-benar memahami materi yang diberikan dengan melatihnya dari materi PR tersebut.
Sekolah formal sebenarnya tidak buruk-buruk amat. Namun memang banyak hal yang harus diubah. Sekolah formal dinaungi oleh Dinas Pendidikan, sehingga tidak mudah untuk mengubah secara cepat, mengingat banyak kepentingan yang terlibat. Karenanya, tidak ada model yang sempurna. Yang bisa kita lakukan adalah selalu belajar menuju sempurna.
Baca Juga: Hakikat Homeschooling