Skip to main content

Mencari Komunitas Homeschooling

Beberapa hari ini saya mencoba mencari komunitas para orang tua-orang tua yang akan ataupun sudah menjalankan model pendidikan homeschooling bagi putra/putrinya. Segala macam informasi saya coba kulik, namun belum menemukan komunitas tersebut. Bagi saya wajar saja, karena meski model pendidikan ini sudah dikenal banyak orang, namun penetrasinya masih belum banyak, apalagi kalau harus mencari komunitas tersebut di lingkup satu kota dengan saya, Surabaya.

Kenapa saya mesti mencari komunitas ini?
Sebagaimana pernah saya singgung, model pendidikan homeschooling ini punya satu kelemahan yang cukup mendasar, yaitu kurangnya interaksi sosial untuk si Anak dengan Anak lainnya yang berusia setara. Kenapa saya memandang perlu mendapatkan komunitas ini?

Untuk membuka wawasan si Anak, tidak cukup menguatkan dari sisi intelejensinya, namun juga sosialnya. Gap usia yang begitu besar antara kita (orang tua) dengan si Anak, tidak 100% bisa mewujudkan kenyamanan bagi si Anak untuk bermain dalam proses belajar mengajar. Yap, homeschooling ini menitikberatkan pada kegigihan dan kesabaran orang tua dalam mengajar si Anak. Dan, bukan hal yang mudah untuk menjalaninya dalam jangka panjang. Terkadang kita sebagai pengajar, ada satu titik jenuh, bosan dan mungkin hilang kesabaran. Dan ketika hal ini hinggap di kita, proses belajar mengajar sedikit banyak pasti terganggu. Dan kenyamanan si Anak yang jadi berkurang atau bahkan mungkin hilang.

Dengan adanya komunitas, diharapkan akan lahir gathering-gathering kecil yang bisa mencairkan susana tersebut. Jadi bagi Anda yang akan ataupun sudah menjalankan model pendidikan homeschooling ini, yuk kita bergabung dalam satu komunitas besar. Ataupun jika Anda sudah punya komunitas, dengan senang hati mohon saya untuk diajak ke komunitas yang sudah Anda geluti.

Salam

Popular posts from this blog

Hakikat Homeschooling

Inti dari homeschooling adalah keterlibatan aktif dari orang tua sebagai pihak pendidik. Orang tualah yang memilihkan materi dan tema berdasarkan evaluasi yang dilakukan orang tua terhadap kemampuan, minat dan bakat si anak. Berbeda dengan sekolah formal, materi dan tema mengikuti kurikulum secara nasional, yang artinya proses belajar anak dan kemampuannya di-setarakan dengan anak laiinya secara nasional. Keunikan dari homeschooling itu sendiri adalah orang tua bisa (saja) tidak mengikuti kurikulum sebagai panduan dalam memilih materi dan tema untuk si anak. Orang tua bisa "membentuk" kemampuan si anak mulai dini. Namun tentu saja pola "membentuk" ini harus dilakukan dalam konteks batas kemampuan anak. Hal ini perlu, karena proses belajar si anak harus jauh dari tekanan. PR atau pekerjaan rumah dalam sistem pendidikan formal, awalnya digunakan oleh pengajar, agar anak didik, bisa mengulang penguatan atas materi dalam proses belajarnya. Namun di jaman sekarang, P

Milestone Pertama

Hallo semuanya, Blog ini saya buat sebagai wadah komunitas "sekolah rumah" bagi semua orang tua yang memilih model pendidikan homeschooling bagi para putra-putrinya. Kenapa perlu komunitas? Karena satu-satunya kelemahan dalam model pendidikan homeschooling ini adalah terbatasnya interaksi sosial anak. Untuk itu, dengan adanya komunitas ini, diharapkan anak bisa mendapatkan medium untuk bersosialisasi dengan cara mengadakan gathering/pertemuan secara periodik di antara para pelaku homeschooling di daerahnya masing-masing. Terlalu berlebihan sebenarnya, kalau menamakan blog ini dengan sebutan "komunitas" mengingat, saat artikel ini dibuat, kami (dalam hal ini, saya) masih membangunnya sendiri. Tapi saya percaya, suatu hari kelak, blog ini akan ramai dengan "komunitas" yang sebenarnya.